untuk membaca per chapter silahkan klik 'Fanfiction Anime' pada menu - New Fanfiction! Tonari Ryouta - kun [Kise Ryouta x Mizutani Shizu] Last Update Chapter 3 03/08/2015 New Fanfiction! I Hate someone who I love [Mayuzumi Kazuyoshi x Akashi Seijuro] Last Update Chapter 2 02/07/2015

Selasa, 17 Maret 2015

Kuroko No Basuke - Cinta semanis Kue [Aniki & Me] (Aomine Daiki) CHAPTER 1

Kuroko No Basuke

(C) Fujimaki Tadatoshi

Author : terkeceh tercinteh terabsurd terbuang /eh

Cinta semanis Kue

Kue Vanilla Pertama Yang Kubuat Untuknya
Yang belum ku Ketahui Namanya
Tapi , Aku tetap menyukaimu
.
.
.
PROLOG
Tau kan rasanya suka sama seseorang?

Rasanya manis dan menyesakkan ..

Manis ketika bersamanya , menyesakkan ketika sulit mengungkapkan perasaan ini ..

Sukidayou , Kuroko – Senpai
.
.
.
"Nee ! Aniki cepat bangun nanti kita terlambat!" Kataku mengoyak-oyakan tubuhnya yang masih terbalut selimut tebal .

"Ugghhhh" katanya malah semakin menyembunyikan wajahnya didalam selimut .

"Huh susah amat si aho ini bangunya " kataku mendengus kesal .

"NE ANIKI BANGUN KALAU TIDAK AKU AKAN GUNTING MAJALAH MAI-CHAN-MU DIBAWAH TEMPAT TIDUR " kataku memegang majalah laknat dan gunting merah milik Akashi-Senpai . Dapat darimana itu gunting? Nggak usah ditanya dapat darimana soalnya ini nyuri dari dia IYA NYOLONG LOH /biasaajakelesthor/

"OKEE AKU BANGUN" katanya langsung merebut majalah laknat tersebut dan menyembunyikanya lalu tanpa ba bi bu dia menuju kamar mandi .
.
.
.


"Rika-chan buka pintunya ibu sedang memasak" pintanya teriak dengan suara lantang agar terdengar dari lantai atas .

"Iya bentar" kataku mulai menuruni tangga .

Kriek

"Ohayo , Rika-chan" sapanya . Gadis berambut pink lengkap dengan seragam Teikou ada dihadapanku saat ini

"Ohayo Satsuki-neechan" balasku . "Ah Aniki ya dia sedang keramas /ehsalahskripkeknya/"

"Dai-chan selalu seperti itu moo..." katanya sambil menggembungkan pipinya . "Nee Rika-chan ibumu sedang masak apa?" Tanyanya yg masih duduk di sofa .

"Okaasan memasak omurice senpai! Kau ikut makan juga ya okaasan senang jika satsuki-neechan selalu datang hehehe" riangku yang menggengam tanganya menuju ruang makan .

"Masakan ibu dai-chan dan rika-chan selalu enak! " katanya yang mencicipi omurice itu .

"Hah? Tentu saja satsuki masakan ibuku selalu enak tidak seperti dirimu " ejeknya sambil mengambil potongan sosis di meja satsuki-neechan .
“Daiki jangan seperti itu tidak sopan kau selalu bersikap seperti itu" kata okaasan mengomeli Aniki . Haa sudah biasa sebenarnya pemandangan seperti ini aku pun tidak jauh berbeda nasibku dengan satsuki-neechan .

"Hei kau Rika habiskan susumu kalo tidak kau habiskan nanti kau-" ucapnya terpotong olehku .

"APA PENDEK? PUAS KAU ANIKI" balasku kesal padanya dan ia hanya terkekeh geli melihat reaksiku  .

"Sudah-sudah kalian berangkat jangan bertengkar . Daiki bagaimana kau bisa punya kekasih . Ibu khawatir kau tidak bisa memiliki kekasih . Dan Rika jangan berteriak kejam seperti itu jadilah gadis normal yang lembut" kata ibu menasehati kami berdua .

"Haa haik-haik ittekimassu" ucapku dan Aniki .

"Ittekimasu " ucap Satsuki-neechan pelan .

.
.
.

Namaku Aomine Rika . Aku tidak berkulit hitam seperti Aniki . Aku berkulit putih dan berambut hitam . Yah aku ini lebih MENURUN pada okaasan . Dan lagipula keluarga kami tidak berkulit hitam . Tidak tidak bukan berati Aniki anak angkat tapi dia HITAM karena suka bermain basket di streetball sejak kecil jadi HITAM deh kulitnya . Aslinya putih kok /jangandibayangin/ .
.
.
.

"Ohayou Rika-chan" sapa teman sebangku-ku dan aku hanya melambaikan tangan pada Satsuki-neechan dan si Aho Anikiku .

"Waahh Momoi-Senpai dan Aomine-Senpai selalu bersama ya.. mereka sepasang kekasih yang sangat romantis" kata teman sebangkuku dan aku hanya bisa sweatdrop mendengarnya .

'Romantis dari mana' batinku berbicara .

"Apa benar dia adik dari Aomine-senpai?" Terdengar kasak kusuk di kelas .

"Aku sih nggak yakin masa adiknya putih kakaknya hitam " balasnya lagi .

"Mungkin mereka bukan sodara kandung! Lihat aja warna rambutnya juga beda" ucapnya lagi .

'Hwaahh Hidoi' batinku berbicara .

"Nee Rika-chan nggak usah di dengerin ya omongan mereka hehe wajar aja aku percaya kok kalo kamu sodara kandung sama Aomine-senpai" kata sahabatku bernama Aoi .

"Arigatou Aoi-chan" kataku menghela napas .
.
.
.

"Kau membawa bekal Rika-chan?" Tanyanya padaku .

"Ha? Bekal? Aku tidak pernah membuatnya ." Kataku langsung membuat para gadis di kelas sweatdrop . Dan tak lama aku meninggalkan mereka .

'Kenapa sih tiap hari tanya bekal udah tau aku nggak pernah buat' gerutuku sepanjang jalan menuju kantin .

"Haa.. telat nih ke kantin udah rame banget" kataku menghela napas .

“Ano.. kamu mau Roti ini?" Tanyanya padaku .

"He? Se-sejak kapan senpai disitu?" Tanyaku terkejut . Dan menyodorkan Roti padaku .

"Ambil saja " katanya yang masih menatapku .

"H-haik.." kataku mengambilnya "Arigatou Senpai.."

"Douita" katanya meninggalkanku . He? Mimpikah diberi Roti seperti ini? Kemana laki-laki tadi ya..

"Ugh susah ya kalau baru pertama kali masuk SMP ." Gerutuku mencari tempat duduk celingak celinguk cari yang sepi

"Aniki!" Teriakku saat ia sedang makan bersama teman-temannya .

"Aomine-cchi itu adikmu ssu? Hwaahh beda denganmu ssu!!" Katanya berbisik-bisik . Kata si surai kuning heboh

"Itu adikmu? Yang mendaftarkan diri menjadi anggota osis tahun ini ." Kata si surai merah menatapku tajam

"Adikmu sama sekali tidak mirip denganmu nanodayo" kata si surai hijau berkomentar .

"Apa mine-chin punya adik? Apa dia seperti mine-chin?" Tanya si surai ungu sambil melahap makananya

"Aomine-kun jadi yang kutolong tadi ternyata adikmu" kata si surai baby blue bersuara


"Aniki kenapa diam saja! Aku kan sedari tadi memanggilmu he?" Kataku mendengus kesal .

"Ha? Aku dengar tapi aku malas menyahutmu" katanya masih melahap makananya .

"Huh? Aku juga malas deket deket ANIKI" balasku kesal dan melangkahkan kakiku keluar dari kantin .

"Aomine-kun kau tidak boleh seperti itu" kata kuroko bersuara .

"Kau kejam sekali Aomine-cchi! Itu adikmu ssu! "

"Kau dan adikmu tidak tahu sopan santun nanodayo"

"He.. dia gadis yang menarik" katanya meletakkan tanganya di dagu .

'Apa yang akan kau lakukan padanya Akashi' batin semua kiseki no sedai kecuali Akashi .

"Huh selalu saja Aniki menyebalkan" gerutuku di atap sekolah sendirian sambil membaca buku-buku keramat ya itu buku eksak dkk sambil memakan roti
 yang diberikan cowok tadi .

"Siapa ya cowok tadi baik, sopan terus manis lagi " kataku yang masih melahap rotinya .

'Hwaaahh kenapa aku jadi memikirkan cowok tadi'
Batinku yang tidak fokus membaca buku-buku tersebut dan akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kelas .
.
.
.

Setelah pulang sekolah sepertinya Aniki ada latihan klub .

"Ah selesai juga kerjaanku hari ini" kataku yang memberes-bereskan berkas yang berserakan di meja .

"Akashi-senpai ini berkasnya" kataku menyerahkan tumpukan kertas .

"Kau lihat guntingku yang selalu kuletakkan di laci ini ?" Tanyanya padaku . Tidak seperti menuduh tepatnya .

"A-ano.." kataku tergagap . Yah benar tuduhan dia nggak salah kok! Emang aku mengambilnya . Habis Akashi-Senpai sugoi bisa mengacam Aniki dkk dengan gunting itu . Jadi aku putuskan untuk mengambilnya .

"Kau tidak sopan mengambil guntingku . Kau akan kuhukum" katanya menyeringai .

"Heh senpai darimana kau tau ja-jangan asal menuduhku!" Kataku mengelak .

"Aku tahu emperor eye ku tidak bisa dibohongi" katanya menyeringai .

Kena deh . Aku lupa kalau dia punya emperor eye jadi dia bisa tau apa aja .
Tapi kan nggak ada gunting jadi aku bisa one-on-one dengannya ! Eh jangan ambigu maksudnya aku pernah ikut kendo jadi aku bisa mengalahkanya jadi tak perlu mengancamku lagi kan ?

"Senpai aku tidak takut denganmu" pernyataan seperti menantang . Sepertinya senpai sedikit kaget dan menyeringai ke arahku .

"Oh..kau tidak takut gadis kecil kau tau BERHADAPAN dengan siapa?" Tanyanya sarkatis dan menarik pergelangan tanganku .

"Se-senpai mau kemana he?" Kataku terkejut dia membawaku ke lapangan basket .

"Lari 20 putaran keliling lapangan  cepat" perintahnya menatapku tajam .

"Aku tidak mau!!!" Kataku meronta-ronta agar ia melepaskan pergelangan tangangku .

"Tidak " katanya datar

Duh rasanya kepengen nangis tapi imejku cewek kuat bisa luntur kalau kayak gini . Kan nggak lucu udah kece pinter anak akselerasi , dan juga kuat masa nangis disini . Dan lagipula aku yang lembek atau Akashi-Senpai itu kuat banget ya . Bukan cowok biasa .' Batinku

"He.. sudah jangan pikir yang tidak-tidak atau kau akan kuganda-" ucapnya terpotong saat aku mulai lari keliling lapangan .
.
.
.

"Haa capeknya" kataku yang sudah lari mengitari lapangan sebanyak DUA PULUH KALI . "Haus sekali nggak ada minum apa Aniki bawa ya" kataku merogoh tas Aniki seenak jidat . " hah? Apaan ini?" Aku membuka majalah yang masih terbalut plastik . "Hwaahhhh.. ini mah koleksi majalahnya Aniki " kataku sweatdrop melihat sampul depanya dan meletakkan kembali dan merogoh-rogoh kembali . "Ini mana yang dibawa Aniki sih nggak ada minuman sama sekali?" Kataku membongkar habis isinya .

"Hoi! Apa yang kau lakukan dengan isi tasku? " kata Aomine langsung merebut tasnya dengan cepat

"Aniki aku haus sekali capek belikan aku air minum" kataku menarik kaos biru donker yang ia pakai .

"Oi! Nanti bisa longgar bajuku" katanya menepis tanganku .

"Aniki.. " haa aku nggak boleh nangis yah inget jaga imej ' batinku berbicara untuk menguatkan diri sendiri .

"Ano.. Aomine-san kau bisa minum ini" katanya menyodorkan botol isotonik padaku .

"Arigatou .." ucapku menatapnya dan mengambil isotonik .

'Hwaahh itu cowok yang ngasih aku Roti! Jadi doki doki suru dayou'

"Oi tetsu nggak usah kasih dia seperti itu dia itu merepotkan " katanya mendengus kesal dan mulai bermain basket .

"Huh aku tidak peduli yang penting masih ada senpai yang baik hati peduli padaku tidak seperti dirimu AHO! GANGURO!" Umpatku kesal padanya .
“Oi kau ngajakin berantem ya?" Katanya menghempaskan bola itu ke ring dan berjalan menghadapku .

"Ayo! Aku tidak takut! Aku kan ikut kendo dan akido!" Ancamku yang sudah menggulung lengan seragam teikou .

"Sudah sudah Dai-chan , Rika-chan" kata momoi melerai kami berdua yang sudah siap tempur .

"Oi satsuki minggir! Biar aku beri pelajaran padanya"

"Nggak perlu! Aku nggak sebodoh dirimu Aho!" Kataku menjulurkan lidahku .

"Oi! Kau itu adik kurang ajar ya" katanya mengejarku dan refleks aku berlarian sepanjang lapangan .

"Tertangkap kau tidak bisa lari kemana-mana gadis kecil" katanya menyeretku menuju keluar ruang basket .

"Lepaskan ganguro! Oi lepaskan" perintahku meronta-ronta .

"Kau pulang sana! Jangan kesini mengganggu latihanku saja!" Katanya mendengus kesal .

Braakk!

Suara pintu yang tertutup dengan kencang .

'Aniki menyebalkan' umpatku kesal dan berlarian menuju atap Teikou .

"Haa.. disini nyaman . " kataku mulai membaringkan tubuhku dan tak lama aku tertidur .
Angin semilir yang bertiup damai membuatku semakin terleleap dibuatnya ..
.
.
.

"Ano.. Aomine-san sedang apa disini " tanyanya padaku yang masih terlelap .

"Aomine-san? Ano sebaiknya kau bangun Aomine-kun mencarimu" katanya mendekatkan wajahnya padaku .

"Maaf Aomine-san" katanya menepuk-nepuk pipiku agar terbangun .

"Ughh.. " kataku mulai terbangun dari mimpiku .

'Huaah.. siapa yang ada dihadapanku ini? Pangerankah? Apa aku masih bermimpi? Aku tidak mau bangun jika aku sedekat ini denganya '

"ano.. maaf Aomine-san aku membangunkanmu tadi . Aomine-kun mencarimu" katanya mulai menjaga jarak pandanganya padaku .

"Arigatou Senpai.." kataku yang tak lama doki doki . Dan melamun seketika mencerna apa yang terjadi padaku .

"Ano.. senpai? He?" Kataku terkejut tidak ada siapa-siapa disini .

"Haa.. ternyata mimpi yah" kataku mulai melangkahkan kakiku kebawah menuju ruang basket .
.
.
.

"Oi darimana saja kau hah?" Tanyanya agak kesal padaku .

"Aku tidur tadi " kataku singkat dan mengambil tasku yang dibawanya .

"Kau ini merepotkan saja aku jadi tidak bisa pulang" katanya mulai berjalan berdampingan .

"Kenapa nggak tinggal saja diriku Aniki lagi pula aku bisa pulang sendiri" kataku mempercepat langkahku menuju stasiun

"Oi aku ini khawatir nanti ibu akan menceramahiku karena kau belom pulang" katanya berhasil menyusulku .

"Aniki tak usah khawatir jika dimarahi biar aku yang tanggung jawab kan? Sudah aku malas berdebat denganmu" kataku dan dia hanya terdiam sepanjang perjalanan . Sudah biasa kami bertengkar . Memang kami susah akurnya .

Sesampainya dirumah ...

Kriek 

Aku membuka pintu aniki yang tidak terkunci . Kulihat dia sedang dalam ritualnya tau kan bacauhukmajalahuhukdewasauhuk .

"Oi! Kalo masuk ketok pintu dulu" katanya refleks menutup majalaj tersebut .

"Aniki juga kalau masuk kamar nggak pernah ketok asal masuk aja" kataku mengelak .

"Kau ini pintar beralasan !"
Katanya agak kesal dan menyembunyikan majalah tersebut "Apa maumu?" Katanya mulai menghampiriku .

"Okaasan bilang kau akan mengantarkanku ke gunung untuk latihan kendo disana . Maukah kau mengantarkanku?" Kataku to the point .

"Cih kenapa bisa berbarengan latihanmu . Timku juga akan berlatih disana"

"Huh emang aku mau diantar oleh aniki? NGGAK yah " kataku menekankan ketidaksukaanku .

"Gadis menyebalkan? Bisakah kau kalem seperti gadis pada umumnya ha? Pantas saja kau jomblo " katanya menyeringai ke arahku .

"Sadar diri dong ngatain orang jomblo! Sendirinya kayak laku aja" kataku membalas perkataanya dan kulihat ekspresi wajahnya berubah menjadi kesal .

"Oi! Gini-gini aku banyak fans tau!" Katanya membela diri .

"Percuma banyak fans tapi jomblo!" Kataku menyindirnya .

"Oi kau lebih ngenes dariku tidak ada yang menyukaimu " katanya mengejekku .

"Aku tidak tau siapa yang menyukaiku jangan bilang begitu!" Kataku kesal .

"Hee membela diri ya? Bersikap optimis? " katanya menyeringai .

"Diaaam Ahooo!" Kataku mulai menutup pintunya dengan keras dan menuju kamar .

Paginya seperti biasanya aku menjalani hari tapi seseorang yang misterius yang muncul dan menghilang membuatku bertanya-tanya 'siapa dia'

"Aniki lama sekali hari ini bermain basket hingga malam" kataku yang tiduran di kamarnya .

"Aahh bosan Aniki jarang pulang aku susul aja kali ya?" Kataku mulai beranjak dari ranjagnya dan mulai membuka lemarinya.

"Aku pakai saja jaket si Aho ini keren juga kalau aku yang pakai"

Akhirnya aku menuruni tangga dan bergegas keluar menuju Teikou .
.
.
.

"He? Sepi kok gak ada orang ya.." kataku menatap sekeliling sudah sepi .

Duk duk duk

Terdengar suara dentuman basket saat keheningan melanda seperti ini .

Duk duk duk

Suara itu masih terdengar entah mengapa jantungku tak bisa diam merasa ada yang janggal .

Duk duk duk

Akhirnya aku memberanikan diriku untuk membuka pintu tersebut . Entah sejak kapan aku sudah melangkah kesini .

"Pasti ada orang disini" kataku menguatkan batinku untuk membuka pintunya . Tidak mungkin kan gosip hantu itu beneran nyata .

"Permisi" ucapku membuka pintu dan tak terdengar lagi suara pantulan tersebut .

"KYAAAAAAAAAAAA" teriakku saat mengetahui tidak ada seorangpun di dalamnya dan aku berjongkok .

"KYAAAAA ANIKI ANIKI AKU TAKUT KYAAA" kataku berteriak-teriak menyebut namanya .

"Ano ... Aomine-san-" katanya menyentuh bahuku

"KYAAAA ANIKI HIKS ANIKI AKU CUMAN MAU NYARI ANIKI TOLONG JANGAN CULIK AKU HANTU HUEEE" teriakku semakin menjadi-jadi .

"Ano aku bukan hantu Aomine-san" katanya .

He?

Jadi siapa dia?

"Ano.. go-gomen se-npaai " kataku dengan wajah memerah ternyata dia cowok baik hati nan misterius . Pangeran impianku .

"Daijoube . Kau sedang mencari Aomine-kun?" Tanyanya menunduk kearahku yang masih berjongkok .

"Un" gumamku singkat dan ia mengulurkan tanganya mengarahku .

"Akan aku antarkan kesana kau salah tempat" katanya menatapku dan aku mengambil uluran tanganya dan ia mengantarkanku menuju ruang basket yang semestinya .
"Se-senpai.. A-ano" kataku terbata bata dengan jantung yang tak bisa diam .
"Ada apa?" Tanyanya menatapku yang sudah merona .

"Ah etoo.. bolehkah a-aku.. ta-u na-" ucapku terpotong saat seseorang yang tak asing memanggilku .

"Oi Rika ngapain kau disini?" Aniki berlarian menghampiriku .

Aku hanya terdiam tak bisa berkata . Aniki mengganggu saja! Huh gagal deh berduaan sama pangeranku .

"Ano.. Aomine-kun dia mencarimu . Dia tersesat diruang basket tempat biasa aku latihan" katanya menjelaskan .

"Kau ini merepotkan tetsu terus . Ayo pulang kau ngapain menyusulku segala haa?" Katanya memarahiku .

"Bodo . Aku kesal dengan Aniki" kataku dingin dan melangkahkan kakiku mendahuluinya .

"Oi tunggu!"

"Aomine-kun jangan bersikap seperti itu padanya dia khawatir padamu ."

"Aku tau tetsu . Hanya saja sulit berbicara denganya" katanya mulai mengejar Rika .
.
.
.

Malam ini aku langsung ke kamar dan menghempaskan tubuhku di ranjang .

Kriek

Terdengar suara pintu terbuka dan refleks aku menengok kesumber suara.

"Kau belum tidur kan"

"Ada apa?"
Aku mulai menatapnya dan mendudukkan diriku di pinggir kasur .

Dia hanya terdiam .

Tak berbicara apapun .

Aku dibuat bingung olehnya .

"Aniki kalau tidak ada yang dibicarakan bisakah kau keluar ?" Kataku dengan nada dingin .

"Oi! Kau mengusirku haa? Kau ini mengapa aku mempunyai adik kejam seperti dirimu" katanya mendengus kesal dan menutup pintu .

Menyebalkan Aniki . Kenapa sih nggak peka sedikit ha? Udah tau aku nyusul karena khawatir' batinku kesal sedari tadi menggerutu sepanjang malam .

'Baka Aniki' kataku mulai terlelap dalam tidurku .
.
.
.

Hari ini hari minggu . Aku hanya latihan kendo di tempat latihan . Sebelumnya aku harus membangunkan Aniki karena Akashi-senpai menyuruhnya latihan . Entah mengapa Akashi-senpai selalu mengancamku jika tidak membangunkan Aho itu! Aku dimanfaatkan oleh Raja gunting itu .

"Okaasan aku berangkat dulu ya" kataku mulai membuka pintu .

"Tunggu! Bisakah kau antar pesanan keluarga Takanashi "

"Baiklaah" aku hanya menghela napas dan mengambil kotak berisi cake . Iya ibuku mempunyai hobi membuat kue dan memutuskan untuk berbisnis kue .
.
.
.

"Permisi" ucapku sambil mengetuk pintu dan terdengar suara wanita paru baya mulai menyapaku .

"Ah kau Aomine-san terimakasih sudah mengantarkan kuenya kau mau masuk dulu?" Tanyanya mengambil kotak kue itu dariku .

"Ah tidak obasaan aku ada latihan kendo hari ini" jawabku sekenanya lalu pamit .

Selama perjalanan melewati beberapa rumah aku melihat sosok yang tak asing bagiku . Iya , aku mengenalinya orang yang saat ini yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama awal aku berjumpa~ /ehkokjadiliriklagu?/
‘Jadi rumah dia disana?!’ ekspresi ku terkejut melihatnya .
Kupandangi sosok lelaki bersurai biru muda itu mengenakan jersey bertuliskan ‘teikou’ dan membawa tas selempang yang melekat dibahunya menutup pagar itu dan beranjak pergi .
‘sepertinya hari ini ada pertandingan atau latihan ya?’ lalu aku beranjak dari lamunanku menuju tempat latihanku .
.
.
.
“Otsukaresama~” Ucapku selesai latihan dan mulai meneguk air mineral yang kubawa dari rumah .
“Rika-chan Sugoi! Aku selalu saja dikalahkan olehmu Hehe~ ” Tawanya sambil menepuk bahuku .
“Arigatou” ucapku singkat .
“Kau tau aku ingin membicarakan ini padamu sebenarnya “ nada bicaranya terlihat serius . aku menoleh kearahnya yang ada disampingku dan meletakkan botol mineral yang ada pada genggamanku
“Apa?” Tanyaku singkat dan mulai menatapnya .
“Tapi Janji padaku kalau kau tidak akan bilang pada-nya” nada bicaranya seperti ditekankan seseorang yang dianggap tidak boleh tahu mengenai hal itu . memang ada apa dengan dirinya menyuruhku hal seperti itu?
“Un” kataku mengangguk pelan dan mulai meneguk minuman itu lagi . kulirik wajahnya yang mulai resah gelisah dan kulihat tanganya menggenggam erat pada rok yang ia kenakan saat ini . wajahnya sedikit menunduk menandakan ia benar-benar cemas menceritakan ini padaku . kalau tidak ingin diceritakan lebih baik kau diam saja nona?
“A-aku se-sebenarnya.....“
Apa yang ingin kau katakan? jangan mencoba membuatku penasaran nona ? lihat wajahmu sudah memerah seperti itu?
“Me-menyukai ...”
Menyukai? Lalu apa kaitanya denganku –
“A-Aomine-Senpai!!” Ucapnya sedikit lantang .
Apa?
He?
Otakku masih mencerna apa yang dia katakan saat ini . aku harap aku tidak salah mendengarnya .
“Uhuk uhuk!” aku pun tersedak mendengar ucapanya yang diluar dugaan . dan apa yang aku lakukan respon macam apa ini yang aku buat ? terlihat mendramatisir bukan?

“Kau tidak apa-apa Rika-chan?” Tanyanya padaku sembari mengelus punggungku yang sedang tersedak air mineral dengan tidak elitnya /heol/

“Ah maaf . ” ucapku mulai bisa berbicara kembali .

“Maaf aku membuatmu terkejut ya?” Tanyanya padaku .

“Tidak bukan apa-apa” ucapku mulai mengambil tasku . “Ayo kita pulang sudah sore” lalu aku mulai melangkahkan kaki dan ia mengekoriku dari belakang .

“Ano apa kau tidak suka jika aku menyukai Aomine-senpai?!” Tanyanya terlihat hati-hati padaku .

“Bukan begitu . sudah banyak gadis yang mengatakan itu padaku . Aku pikir ada hal serius yang ingin kau katakan padaku”

“Syukurlah .” ucapnya dan tak lama ia menghela napas lega .

“Tapi ada satu hal yang ingin kukatakan padamu” ucapku padanya sontak ia sedikit terkejut dan menatap kearahku penuh .
“Aku tidak bisa berbuat apa-apa walaupun kau bilang padaku kau menyukainya . banyak gadis yang mendekatiku hanya karena ingin berpacaran dengan si Aho . aku berterus terang saja karena aku tidak mau ikut campur percintaan Aniki” Ucapku dengan nada datar membuat kesan cuek dan kejam .
“Begitu ya . Maaf aku pi-”

“Tak usah meminta maaf padaku . aku tidak suka kau mengatakan hal yang tidak seharusnya diucapkan” memotong pembicaraanya dan kulihat ekspresinya menjadi kikuk .


“Baiklah” ucapnya lalu kami berpisah karena jalur kereta kami berbeda .


“Sampai jumpa nanti Rika-chan” Terlihat lambaianya sebelum kereta itu menutup perjumpaan kami .

.
.
.

“Tadaima” ucapku sambil meletakkan sepatuku di rak . dan kulihat diruang tamu terdapat Aniki sedang menonton TV dengan antengnya memakan camilan keripik kentang .

“Aniki kau tadi datang latihan kan?” Tanyaku yang mulai nimbrung dan mengambil kripik kentang yang ada digenggamanya .

“Cih! kau menyebalkan sekali baru pulang sudah merebut kripik kentangku! dan bau keringatmu! menyingkir dariku” Komentarnya refleks menjauhkan dirinya dariku dan menggenggam erat bungkusan kripik kentangnya .

“Geh! kau menyebalkan Aniki! setidaknya jawab pertanyaanku!”

“Aku datang . puas?” katanya mulai fokus kembali ke layar TV

Tak lama mendengar jawabanya yang cukup memuaskan akhirnya aku memutuskan untuk berendam di bathub yang dapat merilekskan tubuhku sehabis latihan .
.
.
.
“Moshi-moshi?” ucapku saat menerima telepon itu .

“Ano.. apa bisa berbicara dengan Aomine-kun ” terdengar suara yang tak asing bagiku .

“Kalau boleh aku tahu dari siapa ini?”

“Aku teman klub basketnya . Namaku-”

“Oi! kau sedang apa ?! lihat dapur berantakan sekali Ha?!” teriaknya terdengar dari arah dapur .

“Tunggu sebentar ya! aku panggilkan aniki” Kataku menutup setengah ganggang telepon itu dan menuju ke sumber suara .

“Aku sedang membuat Kue Aniki” ucapku menatapnya datar .

“KAU INGIN MEMBUAT KUE ATAU MENGHANCURKAN DAPUR HA?” Ucapnya melihat sekeliling sangat berantakan . tepung bertebaran di lantai . pecahan kulit telur yang menumpuk di meja bahkan cokelat yang kulelehkan membuat noda pada meja dapur turut menghiasi ruangan ini tak luput aku melihat kue buatanku yang menghitam . bukan karena rasa ‘cokelat’ itu karena aku menghanguskanya .

“Memang salah aku membuat kue di dapur?” ucapku dengan tampang polos dan tidak berdosa membuat si Aho eh Aniki ini naik Pitam .

“Ah sudahlah . Kau ini benar-benar payah dalam memasak sama seperti Satsuki” ucapnya mulai meninggalkan ruangan dapur .
tunggu sebentar .

sepertinya aku melupakan sesuatu .

AH IYA!

“ANIKI TADI ADA TELPON KATANYA DIA TEMAN KLUB MU ” Ucapku dengan lantang dan sontak iya terkejut mendengar ucapanku .

“OI! bisa pelan tidak? kau membuat gendang telingaku pecah . siapa dia? Akashi? sampai kau panik seperti itu ha?” tanyanya padaku beruntun .

“Bukan.. aku belum sempat menanyakan namanya jadi kau tanya saja”

Tak lama setelah mendengar jawabanku ia langsung pergi dari dapur dan aku memulai ‘percobaanku’ lagi .
.
.
.
“Aniki siapa yang menelepon?” Tanyaku saat menghidangkan kue kering cokelat yang baru saja matang .

“Tidak tahu sudah ditutup” ucapnya malas-malasan yang sedang membaringkan tubuhnya di sofa .

“Kemana ibu ? sedari tadi belum pulang”

“Mereka tidak pulang malam ini . karena nenek sedang sakitnya kambuh jadi mereka mendadak pergi ” ucapnya yang sudah memejamkan mata .

“Souka” ucapku singkat menatap layar TV

“Oi! kau matikan TV aku ingin tidur!” ucapnya sambil merebut remote yang aku gunakan .

“Oi! Aniki aku kan sedang nonton! tidurlah dikamarmu ! geh!” aku hanya mengembungkan pipi dan menatapnya tajam .

“Aku tidak mau melihat kau menonton acara seperti itu! itu mengganggu tidurku tahu?!”

“Apa? Aku hanya nonton dorama ?! mengapa kau tidak suka ?”

“IYA! AKU TAHU TAPI KAU SEMAKIN MENGERIKAN JIKA MENONTON DORAMA GENRE GORE” katanya mendengus kesal padaku dan mulai mengambil sepotong kue kering yang kuletakan dalam toples kaca .

“Uhuk! huk uhuk! Geh! kue macam apa ini!”

“Perasaan aku tidak gagal membuatnya” ucapku datar

“Bohong! coba kau cicipi ini!” menyodorkan kue itu didalam mulutku .

“Aho! ini pas rasanya apa yang tidak enak?!” mulai kesal dengan perlakuanya yang seakan menyamai diriku dengan satsuki-neechan yang tidak bisa memasak .

Dia hanya terdiam menatapku . dan mulai menggaruk-garukan kepala seperti bingung apa yang ingin ia ucapkan .

“Aku tidak bermaksud-“

Tok tok tok

 Suara ketukan pintu terdengar dari ruangan kami .

“Biar aku saja yang membukanya” ucapnya mulai bangkit dari duduknya .

“Tetsu?” ucapnya yang melihat rekanya datang kerumahnya .

“Konbawa Aomine-kun . sumimasen aku kesini ingin memesan kue”

“Hah?” ucap Aomine terkejut .

“Ano.. apakah bisa ibumu membuatkanya-“

“Tunggu Tetsu! untuk apa?”

“Untuk seseorang yang sedang berulang tahun” ucapnya datar .

“Ulang tahun siapa?” Tanyanya bingung .

“Aku tidak bisa menjelaskanya Aomine-kun . ”

“Tapi ibuku sedang pergi . Aku tidak tahu kapan mereka kembali”

“Jadi tidak bisa besok aku mengambilnya” ucapnya sedikit kebingungan .

“Memang kau butuh secepatnya?”
“Iya . Aku butuh secepatnya . Jika Aomine-kun tidak bisa daijoube aku akan meminta tolong orang lain”

“Tetsu! aku punya ide” ucapnya tiba-tiba membuat dia sedikit terkejut .
“Aku rasa kau bisa meminta bantuan adikku . Memang tak sebaik ibuku tapi dia cukup keahlianya dalam membuat kue bagaimana?”

“Baiklah . tolong beritahu dia . kalau begitu aku pamit dulu . besok sore aku akan mengambilnya” ucapnya yang tak lama pergi .
.
.
.

“Kue ini pas sekali kuhadiahkan pada seseorang “ ucapku yang sedang membungkus plastik kue itu dengan pita sebagai permanis pada bungkusan itu .
Akan kuhadiahi untuk seseorang

Siapa dia?

Ki-mi-tsu! Tehe!
.
.
.
“Aniki tadi siapa yang bertamu?” kulihat ia sedang berbaring di sofa dan mengganti dorama yang ku tonton tadi dengan acara komedi .  ia mulai melirikku , matanya menangkap sesuatu yang ada di genggamanku .

“Itu apa? untuk siapa?” ia menatapku penuh tanya . bukankah dia belum menjawab pertanyaanku

“Bukan urusanmu Aho .” ucapku datar dan sinis membuatnya mendelik kesal padaku . “ -Kau saja belum menjawab pertanyaanku” ucapku kembali dan aku hanya menaiki anak tangga untuk meletakkan-barang-yang-ia-tanyakan padaku .

“Oi tunggu!” serasa pergelangan tanganku ditarik oleh seseorang dari belakang . siapa lagi kalau bukan Aniki .

“Apa lagi?” aku menatapnya tajam menunggu ia memberi penjelasan .

“Aku ingin meminta bantuanmu” menatap kembali mataku seolah-olah ‘aku butuh bantuanmu, kali ini aku serius’ seperti itulah yang terlihat bagiku .

“Langsung saja Aniki aku ngantuk ingin tidur” aku berusaha memperhatikan gerak-geriknya . sejujurnya baru kali ini Aniki meminta bantuanku apa yang membuatnya seperti itu?

“Temanku memesan kue ulang tahun . bisakah kau membuatnya?” dia masih menatapku ia masih memperhatikanku yang masih menunggu responku . sejenak aku berpikir mencerna apa yang ia katakan . apa aku tertular bodoh seperti Aniki?
Tunggu ..

Apakah ia benar-benar menyuruhku..

“MEMBUAT KUE?!” Tanpa sadar aku berteriak dan ia menutup telinganya dan terlihat wajahnya mulai kesal .

“Oi teme! kau ini berisik! bisakah kau tidak berteriak yang bisa kuramalkan HA?” Ucapnya kesal dan kulihat ada perempatan siku diwajahnya . sepertinya ia mencoba menahan emosi .

“ANIKI AKU TIDAK BISA MEMBUAT KUE?! KAU TAU KUE YANG KUBUAT TADI HA? AKU HANYA BISA MEMBUAT KUE KERING!!” Ucapku lantang membuat ia kebingungan . heh? apa aku melakukan hal-yang-tidak-dipahami Aniki?

“Aniki?” ucapku pelan dan menatapnya bingung .

“Maaf. Aku tidak mengerti .” ucapnya menggaruk-garukan kepalanya yang tidak gatal itu . “Bukankah itu sejenis kue? berati kau bisa-”

“Aho! beda tau kue ulang tahun dengan kue kering!” aku memotong perkataanya yang tidak terlanjut itu .

“Apa bedanya! sama-sama kue!” ucapnya mempertahankan argumen-nya .

“BEDA ANIKI!” Aku kesal mulai meninggikan suaraku yang sudah kehilangan kesabaran .

“Lalu bagaimana? Aku sudah bilang kalau kau bisa membuatnya besok sore ia akan kerumah ” ucapnya seperti melemparkan-semuanya-padaku . seakan itu ulahku dan tanggung jawabku .

“Kau bisa membatalkanya bukan?! atau dia bisa menunggu sampai ibu pulang ?!” saranku padanya dan ia mulai berceloteh lagi .

“Ia bilang BESOK akan MENGAMBIL KUE ITU!” ucapnya dengan penuh penekanan . aku hanya menghela napas mendengarnya .

“Lalu BISAKAH kau MENGATAKAN PADANYA untuk TIDAK MEMESAN KUE untuk SEMENTARA” ucapku mengikuti nada penekananya . dan ia menatapku seolah-olah aku pembangkang yang tidak menuruti perintahnya .

“BUATKAN SAJA AKU SUDAH TERLANJUR BILANG PADANYA! AKU TIDAK INGIN MENGECEWAKAN TETSU! DIA SUDAH DATANG MALAM-MALAM KERUMAH HANYA MEMESAN KUE DAN KAU PIKIR INI SUDAH JAM BERAPA HA?!”

Ia kesal . mulai menumpahkan perasaan emosinya yang terpendam sedari tadi . apa ini yang ia rasakan ?
Aku hanya terdiam berusaha memikirkan kondisi ini . di sisi lain aku tidak mau karena aku belum pernah membuat kue tart yang sering digunakan acara ulang tahun . kau tahu ibuku sangat sibuk membuat kue dan mempunyai toko kue . Kami hanya bertemu pagi dan malam . dan kue kering yang kubuat? itu pertama kalinya aku membuat karena aku tertarik mencobanya dan itu salah satu kue favorite-ku . walau ada PKK sekalipun aku tidak pernah ikut dan membolos pelajaran tersebut walaupun harus remedial . temanku yang mengasihaniku ia membiarkan diriku tidak membuat kue dan membiarkanku duduk tenang dengan enaknya membaca novel .
Disisi lain aku ingin membuatnya . tapi kemampuan masakku tidak jauh dari satsuki-neechan? aku sudah bersyukur bisa lolos dari membuat kue kering ini tadi sore . kau lihat sendiri berapa banyak ‘korban percobaanku’ selama tadi sore hingga malam hari hanya ingin membuat ‘kue kering yang enak?’ kau bisa lihat puluhan kue kering gagal yang memenuhi kantong sampah . bermacam jenis kue ‘gagal’ itu bermacam-macam . seakan aku Proffesor yang sedang melakukan eksperimen di labolaturium . dari kue kurang matang-hingga kue kematangan (re:gosong) itu tercipta berpuluh-puluh kue . dan terciptalah kue yang ‘berhasil’ membuatku seperti seorang proffesor berhasil dalam penemuanya- lebih tepatnya teorinya tepat .

Pertanyaanya ...

Apakah aku akan meng-iya-kan perkataan Aniki ?

Apa yang harus aku katakan padanya ?

“Maafkan aku kelepasan.” kulihat ia menempelkan tanganya di kening seperti ‘menyesal’ telah mengatakan hal seperti itu . ada apa dirinya? tidak biasanya dia meminta maaf jika sedang bertengkar .

“Aniki kau aneh” terlihat ia kembali menatapku . dan mulai mengalihkannya dengan menundukkan kepala .

“Kau tau dia temanku yang berharga . saat dia meminta bantuan padaku tak akan segan aku membantunya .” ucapnya dengan nada rendah . “Baiklah aku akan katakan pada tetsu” lalu ia menaiki anak tangga itu mendahuluiku .

“Tunggu!” sergahku menarik kaos hitam yang ia kenakan . Refleks ia menengok ke arahku menatapku dengan tatapan ‘apa yang ingin kau katakan? bukankah aku tidak memaksamu lagi’ seperti itu yang kupikirkan arti matanya .

“Aku akan mempertimbangkanya!” ucapku refleks membuat ia terkejut dan tanpa sadar saat ini ia melettakan tanganya yang besar itu ke puncak kepalaku sambil tersenyum .

“Arigatou..” ucapnya dengan nada rendah dan meninggalkanku .

Aku hanya terdiam..

Masih shock dengan perlakuannya tadi ..

“OI! Kau ngapain diam saja HA? Kau tidak ingat besok sekolah HA?” ucapnya dengan seringaian yang sudah memasuki ruangan itu .

‘Baka Aniki’ batinku mengutuk dirinya .
.
.
.
Keesokan harinya kuputuskan untuk membeli bahan kue sesudah pulang sekolah. Pagi ini aku sangat terlihat lesu sekali karena ‘percobaan’ sepanjang malam yang kulakukan belum membuahkan hasil . kulihat Aniki seperti ingin membantuku tapi apa daya percuma saja aku saja tidak bisa membuatnya apalagi dia yang kerjaanya hanya main basket dan makan . mana bisa diandalkan untuk situasi seperti ini . belum lagi Satsuki-neechan . aku urungkan niatku untuk membantuku karena kemampuanya sama MINIM –nya dengan diriku .

“Kau sudah siap ujian praktek PKK, Rika?” Tegur teman sebangku-ku yang sedang menyodorkan celemek itu padaku .

“Ah ada apa?” ucapku yang baru sadar dari lamunanku .
“Kau ini kenapa sedari tadi melamun saja . sampai tidak mendengar aku bertanya he? kau malas menghadapi remedial lagi ya?” katanya yang masih menggunakan celemeknya . “Kau tidak usah khawatir bukankah kau sudah latihan semalam ne? Percayakan pada segenap kemampuanmu!” ucapnya sambil mengarahkan ibu jarinya dengan semangat .

“Aku sudah bisa membuatnya . bukan itu yang kupikirkan Aoi-chan!”

“Lalu?” tanyanya memiringkan kepalanya .

“Aku tidak bisa membuat kue ulang tahun”

“Hah? bukankah PPK kita hanya Kue Kering?” ucapnya kaget .

“Bu-bukan masalah PKK” sanggahku

“Lalu? ada angin apa kau mau membuat kue HA?” ucapnya terlihat khawatir padaku .

“Tidak ada angin apa-apa Aoi-chan” ucapku menjawab candaanya . “Ceritanya panjang dan sekarang aku pusing . lebih memusingkan ketimbang praktek PKK”

“Ibumu? ambil saja di toko ibumu!” ucapnya  padaku .

“Ibu sedang pergi dan tokonya sudah pasti ditutup karena kue-nya sudah habis . setiap hari kue di toko ibu sehari sudah habis jika sisa sudah habis dimakan jadi tak pernah sisa” ucapku menjelaskan padanya .

“Perlu bantuanku?” Tawarnya padaku

“Un” gumamku singkat

“Baiklah Kapan -  ”

“Persiapkan diri kalian karena test PKK akan dimulai . Rika pastikan nilai-mu sesuai dengan KKM agar tidak perlu mengikuti Remedial” ucap sensei yang sudah hadir di ruang praktek . selalu saja mengingatkanku mengenai buruknya aku dalam pelajaran ini .

“Haik sensei” ucapku malas-malasan mengapa selalu ‘aku’ yang disalahkan karena MINIM kemampuan dalam memasak .

“Nanti kita bicarakan lagi Aoi-chan” bisikku dan kamipun berhamburan memulai praktek membuat kue kering .
.
.
.
‘Kali ini aku pasti berhasil’ batinku dengan percaya diri membuatnya ..

“KYAAAA !!” teriak-teriak ala fangirling seorang gadis menemukan idola .

Ada apa memang sih?

“KYAAAAA LIHAT ADA KISE-KUN KYAAAAA!!”

Oh ada Kise-senpai kupikir ada apa ..

“KYAAA KISE-KUN MAKAN KUE BUATANKU YAA!!” ucap segerombolan gadis sehabis praktek membuat kue ini .

Aku menatap kue yang ada ditanganku . Aku berhasil membuatnya rasanya aku ingin menangis .
Berlebihan ada apa dengan diriku ini apa ini rasanya ‘berhasil’ ketika bersusah payah mencoba terus menerus ..
“Ada angin apa kau berhasil membuat kue ini?” ucap sensei yang sedang mencicipi hasil buatanku dan menorehkan penanya di papan berisikan lembaran kertas itu .

“He? Sensei Hidoi!” ucapku mendengus kesal dan ia hanya tertawa .

“Bercanda haha ” tawanya . “Kau berapa lama mencoba membuatnya?” tanyanya penasaran padaku .

“Sensei masa sih aku harus curhat betapa lamanya aku mencoba membuat kue itu ha?” ucapku kesal dan ia masih tertawa geli mendengar ucapanku .

“Baiklah , aku akan mengecek yang lain omedetou Rika-chan” ucapnya sambil menepuk-nepuk puncak kepalaku . Memang sensei ini akrab denganku . kau tahu siapa dia? dia itu adik ibuku yang bekerja sebagai guru PKK disini dan sambilanya membantu ibuku membuat kue . dan jangan salah walaupun dia laki-laki tapi masakanya sungguh enak . dan ia memiliki wajah mempesona yang membuat para gadis-gadis klepek-klepek dibuatnya .

“KYAAA ARIGATOU AOMINE-SENSEI” Ucap seorang gadis yang berteriak-teriak saat Sensei memujinya . dasar tebar pesona dihadapan gadis-gadis .

“Oi Kise ! Ngapain sih kau ikut aku disini HA?” ucap seseorang yang tak asing kudengar .

“Hidoi-ssu! aku juga ingin melihat adikmu! lagipula ada angin apa kau kemari Aomine-cchi!!” ucapnya seperti rengekan anak kecil .

“Sssstt! pelankan suaramu ! aku tidak mau ia dengar bodoh!” ucapnya dengan lantang .

“Aomine-cchi! kau sendiri keras-keras bicaranya-ssu!” ucapnya mengingatkan .

“Ini semua gara-gara kau Kise- teme!”

kudengar suara tapak kaki yang sudah menjauhi dari ruang PKK ini . kulihat Kise-senpai melambai-lambaikan tanganya padaku dari pintu .

Jadi ..

Aniki peduli terhadapku ..

HEEE?

Apa yang kupikirkan ?!

Segera kutepis pemikiran aneh dalam otakku . tak lama aku melihat surai blonde itu menghampiriku dan menatap kue buatanku yang tergeletak di meja .

“Hwaaah!! Rika-chan membuat kue ini –ssu!! enak sekali!” ucapnya mencicipi kue buatanku .

Andaikan Aniki yang mengatakan..

Eh apa yang aku pikirkan ?!

Aku khilaf dengan pikiran tadi tolong abaikan /eh/

“Arigatou Kise-senpai” ucapku datar dan kulihat sekeliling para fangirling menatap dengan tatapan-iri-itu- menuju padaku .


“Aomine-cchi pasti ingin mencobanya-ssu! kau coba berikan padanya” ucapnya tersenyum manis padaku dan mengelus-elus puncak kepalaku . kulihat semua fans-nya tumbang karena melihat adegan tadi . seakan ini kisah di komik shoujo ...

“Un . Arigatou Kise –Senpai”
perasaan aku selalu bilang ‘Arigatou’ terus seperti tidak ada kata lain saja ‘ pikirku .

“Jaa Rika-chan aku kembali ke ruang klub dulu ya nanti Akashi-cchi marah –ssu!” ucapnya sambil melambai-lambaikan tanganya padaku . paras tampanya melebarkan senyuman lagi yang kuyakini – para fans akan melted lagi ..

“Kau curang punya kakak ganteng jadi bisa temenan sama senpai – tachi yang ganteng-ganteng” ucap Aoi-chan tersenyum jail padaku .

‘Kau belum tau betapa anehnya mereka’ batinku sambil membalas senyumannya .

“Che! kau hanya senyum saja nggak seru bilang apa gitu kek” ucap Aoi sedikit cemberut melihatku hanya tersenyum .

“Memang aku harus jawab apa?” Tanyaku polos yang membuatnya menepuk jidatnya sendiri .

“Ya ampun! Ah kamu nggak peka atau gimanasih huh?” ucapnya sudah kesal dan menarik tanganku .

“Ayo beli bahan kue akan kuajarkan kamu buat kue” katanya menarik tanganku dan menyodorkan tas beserta kue kering yang sudah kubungkus plastik .

“He.. aku rasa kue itu untuk seseorang ya? Indah sekali bungkusanya kawaii!!” ucapnya melihat isi bungkusan itu .

“J-jangan berkata seperti itu! Aku hanya ingin menghiasnya saja lagipula aku.. aku..” ucapku kehabisan akal menjelaskan .

“Haik haik Rika ketularan Tsundere sama Mido-Senpai” ucapnya tersenyum jail lalu kami berjalan bersama menuju stasiun .

Selesai kami membeli bahan-bahan kue , Aku dan Aoi-chan bersiap memulai membuat kue tersebut .
Dan tak lupa memakai panduan buku referensi kue yang dimiliki ibuku . ia selalu menyimpanya di ruangan perpustakaan kecil milik keluargaku . Tapi hanya aku dan ibu yang mengoleksi berbagai macam buku disana . Aniki dan Otousan jarang – lebih tepatnya tidak pernah karena mereka tidak hobby membaca . Kecuali Otousan hanya suka membaca koran harian yang sering melemparkan tiap paginya .

“Wah Ibumu punya banyak sekali koleksi bermacam jenis Kue! Sugoi !” Ucap Aoi terkagum-kagum melihat tumpukan buku yang tersusun rapih di rak-nya .

“Ibuku memang hobi memasak terutama Kue“ ucapku singkat

“Ne ! Rika – chan apa aku boleh membuat Kue ini juga ?! ” Ucapnya Riang melihat Kue yang ia tunjukan padaku pada lembaran kertas itu .

“Un ” Gumamku singkat mengangguk tanda setuju .

“Lalu kau mau buat kue apa ?! ” Tanyanya melirik ke arahku yang sedang membolak – balikan lembaran kertas tersebut .

“Entahlah . kurasa aku ingin membuat ini ” ucapku menunjukan Kue – yang – kumaksud

“ Vanilla Fruit Cake ?! ” Tanyanya melihat Nama judul kue tersebut .

“ Iya kurasa Kue ini enak ” kataku mulai menandai lembaran tersebut dan menuju dapur .

 “ Ma – matte ! Rika – chan !” ucapnya menyusulku sembari membawa buku di dekapanya .

.
.
.

Di Dapur Kami berdua membuat Kue Yang menjadi Target kami . Tentu saja Aoi – chan yang membuat Adonan tersebut . Aku hanya membantu mengeluarkan bahan – bahan yang tertera di sana . Dan Menyediakan Coktail (Buah Kaleng Strawberry Dan Jeruk) Yang sudah tersedia di kulkas . Kulihat ia sedang sibuk membuat Adonan kue tersebut . Lalu kuputuskan untuk membuat Whiped Cream yang masih berbentuk bubuk .
“ Kurasa ini kue yang mudah untuk dibuat , Mengapa sulit bagimu untuk membuatnya Rika – chan ? ” Tanyanya heran sambil mengeluarkan Kue itu dalam microwave .

“ Jangan mengejekku seperti itu Aoi – chan !” Aku cemberut dibuatnya yang sedang menyiapkan Whiped Cream itu kedalam Plastik khusus .

“ Bahan Dekorasinya sudah siap kan ? ” Tanyanya mulai memotong kue itu menjadi beberapa bagian .

“Un .” gumamku singkat menyerahkan whiped cream itu padanya .

“ Aku yang mengoleskanya nih ?! ” Tanyanya tersenyum jail padaku .

“ Kau saja aku tidak mau kue itu hancur karena ulahku ” ucapku menatapnya kesal .

“Haha kau ini mudah marah ya ? ” Tawanya mulai mengoles whiped Cream tersebut . “ Kau tak mau membantuku mengoleskan dua  lainnya ? ” Ucapnya menunjuk Kue yang belum dilapisi Whiped Cream tersebut . aku hanya membantunya .

30 Menit kemudian ..

“ Taraaa !! Akhirnya selesai juga ! ” ucapnya riang dan mulai meletakkan Kue tersebut di kulkas untuk mendinginkanya .

“Fuuhh . Bagaimana Kau tidak kesulitan lagi kan untuk membuat Kue ? ” Tanyanya menegurku yang sempat – sempat nya melamun .

“ Arigatou Aoi – chan .” ucapku singkat dan ia mulai mengulas senyum di wajahnya .

“ Haha kau ini manis sekali seperti kue yang kubuat tadi Rika – chan !” Katanya memelukku dengan erat  . “ Kau tak perlu sungkan meminta bantuanku ne ?! ” ucapnya menatapku dan aku hanya mengangguk .

“ Kau tau Rika – chan aku menyukai seseorang lho ! ” ucapnya tiba – tiba menatapku dengan senyuman .

“ Kenapa kau bicara seperti itu ? “ Tanyaku bingung .

“Huh ? Aku bicara seperti ini karena ingin memberikan Thanks giving kepada seseorang ” Ucapnya menyodorkan lembaran kertas yang tadi ia tunjukan padaku .

“ Maksudmu Chocolate Cake itu ? ”

“ Iya aku akan membuatnya dan aku akan berikan kepada ... ” katanya menjeda omonganya

“ Jangan setengah – setengah kalau bicara ” Aku menatapnya kesal dan ia hanya tersenyum .

“ Kise – Senpai “ ucapnya dengan bunga – bunga disekelilingnya .

“ HAH ?! Se – se – Sejak kapan kau menyukainya ?! ” Aku terkejut mendengarnya . ia mengalihkan pandanganya padaku berganti ekspresinya menjadi cemberut .

“Ne.. apa salah gitu aku suka sama model tampan kayak Kise – Senpai ” ucapnya agak pesimis .
Ada apa dengannya ? mengapa ia mengatakan itu padaku dan apa urusanya - 
“Ne ! kau mau kan mengantarkan kue buatanku padanya ? Ya ya ya?! ” Katanya menatapku dengan puppy eyesnya .

Tuh kan pasti begini .

Sudahlah lagipula aku harusnya membalas budi padanya .

“Baiklah” ucapku datar dan ia hanya memelukku dan teriak kegirangan jangan lupa dengan warna rona merah menghiasi wajahnya .

“Baiklah! besok temani aku buat kuenya ya ya ya ?! ” memohon -  mohon  padaku agar mengabulkan keinginanya .

“ Haik Haik ” ujarku malas malasan .

“ Yatta !! ” kulihat ekspresinya super duper ceria . “Baiklah aku pulang dulu ya sudah sore . Lain kali aku akan mengajarimu membuat Kue agar Sensei tidak menghukummu atau melakukan Remedial !! Jaa nee !! ” ucapnya melambai – lambaikan tanganya padaku .
.
.
.
Drrt... Drrttt...

From : Aniki Aho

Bagaimana pesanan Tetsu sudah jadi belom ? Dia akan kerumah jangan sampai kue mu menghancurkan cita rasa makanan seperti Satsuki .



To : Aniki Aho

Kalau begitu jangan memintaku membuatnya lagi ANIKI AHO !

From : Aniki Aho

Oi teme awas kau sampai rumah akan kubuat menyesal

Aku hanya mengabaikan isi pesanya dan mulai menyiapkan Kotak untuk meletakkan Kue tersebut .

Tok Tok Tok

Suara ketukan pintu yang terdengar sejenak menghentikan kegiatanku membungkus-kue-dikotaknya .

Apa sudah datang teman Aniki yang memesan Kue ini ?

“ Haik .. Tunggu sebentar ” ucapku yang sudah memutarkan knop pintu tersebut

Kriek

Pandangan mataku tertuju pada-nya
Kurasakan jantung ini mulai berdoki – doki melihatnya
Suhu tubuhku mulai memanas apa rona merah wajahku akan nampak ?

Apa aku benar – benar Jatuh Cinta Padanya ?

“Ano.. Aomine – san Aku kesini ingin mengambil pesananku . Apakah sudah selesai ? ” Menatapku yang sedang melamun sampai – sampai ia melambai – lambaikan tangannya padaku . Tapi tidak berhasil .

“Ano.. gomen Aomine – san ? “ Tanyanya kembali mulai menepuk bahuku . Aku tersentak dari lamunanku . Sial ! mengapa aku melamun ketika ia hadir apa yang aku pikirkan ?!

“Go – gomen Se – Senpai ! “ ucapku tergagap salah tingkah dibuatnya . mengapa jantungku tidak bisa tenang disaat seperti ini . “ Pesananmu sudah selesai aku hanya membungkusnya sedikit maukah kau menunggu sebentar ?! ” ucapku sedikit gerogi dan kulihat ia hanya mengangguk dan mempersilahkan dirinya duduk di sofa dan aku menyelesaikan lagi pekerjaan terakhirku .

“Sudah selesai senpai . ” ucapku menyerahkan Kotak yang berisikan Kue padanya . “ Apa kau menyukainya ? “ Tanyaku padanya yang sedang membuka Kotak tersebut untuk mengecek isi Kue itu .

“ Aku Suka – “ entah mengapa doki – doki jantungku semakin kencang .

Aku juga menyukaimu Senpai..

“ Dan Kelihatanya Enak Kue buatanmu Aomine – san ”

Melihatmu Tersenyum tipis dihadapanku..

“Arigatou Senpai ”

Aku bersyukur Karena Kau datang disini...

“ Ano... Jadi berapa harganya Aomine – San ? “ sambil mengeluarkan uang yang ada di dompetnya .

“ Ti – Tidak usah Senpai ! I – tu gratis khusus Senpai Karena A – Aku tidak pandai membuatnya ” Aku menolak pemberian uangnya .

“ Tidak bisa Aomine – san sudah bersusah payah membuatnya . Aku tidak mau merepotkan Aomine – san ” Ucapnya menatapku .

“ Kumohon Senpai ... A – Aku senang Jika Ka-u memiliki Kue itu “ Ucapku dengan nada memohon dan sepertinya ia tidak bisa menolakku .

“ Baiklah . Kalau begitu jika Aomine – san punya permintaan padaku katakan saja ”  Ucapnya tersenyum padaku . “ Arigatou gozaimasu Atas Kuenya ” ucapnya sopan sekali .

“ Douitashimasta Senpai ” wajahku memerah saat mengucapkanya . Aku sudah tak sanggup berhadapan Senpai baik hati ini .

“ Kalau begitu Sore Jaa “ Ucapnya datar dan membungkukan badanya padaku .

Senpai...

Aku lupa menanyakan Namanya ?! Selalu saja aku tidak mengetahui siapa – dia .

Tak apalah...

Aku tetap menyukainya walaupun aku tidak mengetahui siapa – dia .
.
.
.

“ Oi Rika kau kenapa daritadi senyum seperti itu ?!” Tanyanya yang menatapku sedang memakan Pocky sambil menonton Dorama di TV .
Aku tidak menjawab apapun aku fokus pada dorama yang menampilkan Kisah Romance di Acaranya .

“ Dai – chan ada yang aneh pada Rika – chan ” ucapnya berbisik – bisik tetangga dengan Aniki .

“ Biarkan saja Satsuki ! daripada aku tidak bisa makan menonton Acara gore Dorama itu .” Ucapnya malas – malasan dan ikut menonton .

“ Dai – chan bukan itu maksudku ada yang aneh dengannya tidak biasanya menonton dengan senyuman seperti itu . ” bisiknya curiga .

“ Maksudmu apa ? Sudahlah jangan terlalu dipikirkan Satsuki ! Pikirkan saja Tetsu sana !” Katanya merebahkan dirinya ke sofa . Ucapanya sukses membuat Satsuki memerah dalam sekejap .

“ Dai – chan ! Mo ! Ganguro ! jangan ingatku pada Tetsu – kun ! ” Wajahnya sudah memerah seperti Tomat .

“ Aku ingin tidur jangan berisik Satsuki !” ucapnya sudah berguling membelakangi Satsuki .

“ Aku dicuekin disini ?! Hidoi !! ” Ucap Satsuki mulai memakan cemilanya .
.
.
.

Akhirnya kita berjumpa lagi ...
Tuk pertama kalinya Aku sadari ...
Sampai Saat ini Aku tak menoleh Siapapun ...
Hanya dirimu –
Aku Terkunci dalam Pesonamu –
.
.
.
.

Chapter I END

AKHIRNYA KELAR JUGA !
OH YEAH INI FF BARU MUNCUL LAGI ENTAH KENAPA YAH FEEL ROMANCE SAMA KUROKO TUH NGEBINGUNGIN (?) ADA YANG PUNYA SARAN NGGAK TT – TT
REVIEWNYA PELIS AUTHOR HANYA MANUSIA BIASA YANG TAK SEMPURNA TERKADANG SALAH /KOK LIRIK LAGU YA/

OKEH THANKYOU YANG UDAH NGEBACA JIKA MENGHARGAI INI SILAHKAN KIRIM KOMENTARMU ! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar